.

like my blog here

Senin, 25 Oktober 2010

Pilar Pembelajaran menurut UNESCO

Empat pilar pembelajaran yang dicanangkan oleh UNESCO:

-learn to know,
-learn to do,
-learn to live together, dan
-learn to be.


>Pada pilar pertama, learn to know, para siswa dianjurkan untuk mencari dan
mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Hal ini akan dapat memicu
munculnya sikap kritis dan semangat belajar siswa meningkat.

>Pilar kedua, learn to do, menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. "Di sini para siswa diajak untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya melalui sebuah tindakan nyata."

>Sedangkan learn to live together, menanamkan kesadaran kepada para siswa bahwa mereka adalah bagian dari kelompok masyarakat. Jadi mereka harus mampu hidup bersama. Dengan makin beragamnya etnis di Indonesia, kita perlu menanamkan sikap untuk dapat hidup bersama.

>Dan pilar learn to be adalah untuk mendidik dan melatih siswa agar menjadi pribadi yang mandiri. Apalagi, sikap kemandirian masih sangat kurang ditekankan dalam proses pendidikan di Tanah Air.


unsur unsur kebudayaan

UNSUR KEBUDAYAAN
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
 alat-alat teknologi
 sistem ekonomi
 keluarga
 kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
 organisasi ekonomi
 alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
 organisasi kekuatan (politik)

MENURUT CATATAN KU
1. Sisitem mata pencaharian
2. system peralatan hidup
3. sistim pengetahuan
4. bahasa
5. lembaga kemasyarakatan
6. realigi (kepercayaan)
7. kesenian

Minggu, 24 Oktober 2010

definisi,tujuan & ruang lingkup penjas

Ariza Jaya Wisnu W

108 421

2010A

Pengertian Pendidikan Jasmani

Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa

Tujuan Pendidikan Jasmani

Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan

pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas

jasmani dan olahraga yang terpilih

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang

terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya

diri dan demokratis

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan

lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai

informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan

kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak,

keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers,

sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri,

serta aktivitas lainnya.

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran

jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,

ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta

aktivitas lainnya.

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di

air, dan renang serta aktivitas lainnya.

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah,

menjelajah, dan mendaki gunung.

Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya

yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat,

memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu

istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan

merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek

sejarah bola voli di indonesia

Sejarah Bola Voli di Indonesia


Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dariNegeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya. Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belandasendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :
1. Uni Sovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5.Kuba
6. Yunani
7. Polandia
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. MochamadSanusi, perbolavolian makinmeningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.